Tanggung jawab orang tua, Guru
Sekolah Minggu
dan Jemaat bagi perkembangan iman
anak
Anak belajar
dari Kehidupannya!, jika anak dibesarkan dilingkungan yang keras,
dia akan tumbuh menjadi orang yang angkuh, keras kepala, dan bersifat individu,
jika anak dibesarkan dalam keluarga yang harmonis dia akan tumbuh menjadi orang
yang penuh kasih, dan perduli kepada orang lain, jika anak dibesarkan dengan
dorongan, ia belajar percaya diri, dengan toleransi ia belajar menahan diri,
dengan pujian ia belajar menghargai, dengan penerimaan ia belajar mencintai,
dengan dukungan ia belajar menyenangi diri, dan dengan pengakuan ia belajar
mengenal tujuan! Tanpa kita sadari dalam kehidupan kita sehari-hari, anak kecil
mencoba menirukan setiap perkataan, sikap, tindakan, cara berpakaian, dan
segala hal yang mereka perhatikan dari orang dewasa. Siapa yang akan menentukan karakter dan perkembangan iman
anak?
Orang tua
adalah peran utama dalam perkembangan anak! dan pihak pertama yang harus
memperhatikan dan mendidik mereka, begitulah seharusnya karena anak yang akan
menjadi tulang punggung dan penerus
generasi keluarga, tentu kita sebagai orang tua akan merasa bangga jika
memiliki anak dengan karakter yang baik, bertangggung jawab, dan memiliki iman
yang kuat didalam Tuhan sebagai umat Kristen. Menyadari hal itu, seakan sungguh
berat tanggung jawab kita, tetapi itulah yang harus direnungkan setiap orang
tua. “Sebab Aku telah memilih dia,
supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya
tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran
dan keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya
kepadanya.” (Kejadian 18:19) setelah membaca dan merenungkan firman Tuhan
tersebut, akan menjadi sangat jelas mengenai peran dan tanggung jawab kita
sebagai orang tua, lalu apa yang akan kita ajarkan kepada anak-anak kita? “kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak
mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian
kepada Tuhan dan kekuatan-Nya, dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah
dilakukan-Nya” (Mazmur 78:4) demikian hal-hal yang perlu kita ajarkan kepada
anak-anak kita, kapan kita mengajarkannya? “kamu
harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau
duduk dirumahmu dan apabila engkau sedang perjalanan, apabila engkau berbaring
dan apabila engkau bangun” (Ulangan 11:19) demikian
Firman Tuhan menjawab pertanyaan itu, dan artinya setiap waktu dan setiap
kesempatan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah mendidik anak-anak kita.
Lalu bagaimana jika mereka tidak mau mendengar dan menuruti didikan kita? “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar
hatinya” (kolose 3:21), “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di
dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat
Tuhan” (Efesus 6:4) jika kita
renungkan firman Tuhan tersebut, kita akan menjadi tahu apa yang diinginkan
oleh anak-anak kita, yaitu sikap, tindakan, dan perkataan yang baik dan sabar
dalam mendidiknya, supaya mereka mau menerima dan menyikapi setiap ajaran kita,
selain itu cara penyampaian yang menarik dan tidak membosankan akan menentukan
keberhasilan kita dalam mendidiknya. Kita tidak perlu memiliki alasan dingin,
bahwa pendidikan kita kurang bahkan tidak bersekolah sehingga merasa tidak
mampu mendidik anak dengan baik dan benar, tetapi firman Tuhan yang ada dalam
Alkitab adalah senjata kita sebagai orang tua.
Peran Guru
Sekolah Minggu bagi pertumbuhan iman dan karakter anak. Pihak kedua yang akan
menentukan masa depan Gereja adalah para guru Sekolah Minggu, itu artinya
seorang guru Sekolah Minggu harus mahir, terampil, dan cakap dalam mendidik
anak-anak. Bila dirasakan memang cukup berat tugas kita sebagai guru Sekolah
Minggu, tetapi mengingat kita adalah pihak kedua itu artinya anak-anak kita
telah menerima sebuah peta dari orang tua mereka, dan kita menjadi kunci, jadi
tidak usah kuatir akan peran dan tanggung jawab kita, karena jika peran orang
tua berhasil maka kita akan lebih mudah dalam menuntun mereka. Segala sesuatu
yang harus kita sampaikan sama seperti apa yang harus disampaikan oleh orang
tua begitu juga cara menyampaikannya, selain itu kita juga harus paham
bagaimana menjadi guru, dan sikap guru kepada murid-muridnya, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena
dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23) dari firman
Tuhan ini kita telah mendapatkan jawabannya. Lalu bagaimana jika peran orang
tua gagal? maka kita yang akan memberikan peta dan kunci itu, dan kita yang
akan menuntun mereka dengan cara-cara yang Tuhan ajarkan kepada kita dan telah
tertulis didalam Alkitab segala sesuatu yang kita perlukan dalam mendidiknya.
Peran Jemaat
bagi perkembangan anak juga sangatlah penting. Manusia adalah makhluk sosial,
artinya kita semua hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Sebagai jemaan
Tuhan yang bijaksana kita juga harus menanamkan hal-hal baik untuk perkembangan
anak-anak, baik menurut kita masih sering keliru tetapi baik menurut Allah
adalah yang paling tepat, dan segala sesuatu yang kita sampaikan kepada mereka
sama dengan apa yang di sampaikan oleh orang tua dan guru Sekolah Minggu,
tetapi kita adalah sebagai rumah mereka yang telah menerima peta dan juga kunci
untuk mencari dan masuk kerumahnya. Rumah adalah tempat berlindung, tempat kita
tinggal, dan tempat kita pulang, begitulah arti sebuah rumah, maka kita harus
memiliki kemampuan sama seperti rumah, “Janganlah
menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau
mampu melakukannya” (Amsal 3:27) sebagai rumah hendaknya kita tidak perlu sungkan
menerima tamu, apalagi tamu itu adalah orang yang memerlukan pertolongan kita,
untuk menuntun hidupnya kearah yang tepat dan tidak menyimpang dari ajaran
Allah. Itu artinya kita harus lebih waspada supaya anak-anak tidak mengambil
sisi buruk kita, dan menirukan perbuatan kita yang buruk dihadapan Allah,
ternyata tugas kita juga cukup berat, “dituntun-Nya
mereka dengan awan pada waktu siang, dan semalaman suntuk dengan api” (Mazmur
78:14) meskipun tanggung jawab kita cukup berat kita tidak perlu kuatir karena
Tuhan selalu menuntun kita dalam melakukan perbuatan yang mulia. (Minggu, 12 Juli 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar