KEMERDEKAAN SEJATI
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu
sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,
melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”
(Galatia 5:13)
ungguh susah
dan pahit rasanya jika kehidupan kita diatur, ditindas, dan diancam oleh orang
lain. Sungguh menyedihkan rasanya mendapati masalah yang datang tiada henti
didalam kehidupan ini! terkadang beban
hidup membuat kita putus asa, bahkan kita kehilangan semangat untuk melanjutkan
hidup. Kita datang menghadap Tuhan dengan wajah murung dan protes kepada Allah
akan segala beban yang kita alami! iman kita menjadi kendor dan merasa Tuhan
telah melupakan kita! kemudian kita menyimpang dari jalan-Nya? dan kita berseru
bahwa Tuhan itu tidak adil? Ya, Bapa kiranya Engkau mengampuni kami yang sering
melupakan kasih dan penyertaan-Mu.
Allah sangat mengasihi
kita (baca Injil Yohanes 3:16), di
dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. (Kolose 1:14).
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan
apa yang kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah
gelisah dan gentar hatimu. (Injil Yohanes 14:27), sesungguhnya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak akan gentar saat hidupnya tidak merdeka
karena segala permasalahan dan tantangan dalam kehidupan, tetapi akan menjadi
kuat karena merasakan penyertaan Tuhan, dan menyadari bahwa segala beban itu
akan menjadikan iman semakin kuat dan menambah pengalaman hidup. Kemerdekaan
sejati itu telah kita terima, tantangan dalam hidup ini adalah pencobaan iman
kita. Kemerdekaan hidup tercapai saat kita mampu menghadapi setiap masalah ,
bukan hidup tanpa permasalahan. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan
apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuh harapan. (Yeremia29:11). Ia datang dan memberikan damai
sejahtera kepadamu yang “jatuh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”
(Efesus 2:17). Mari kembali kepada kehidupan kita (baca Matius
22:37-40) dan setia untuk dekat pada-Nya supaya kemerdekaan sejati tidak hilang
dalam diri kita. Amin. (Minggu, 9 Agustus 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar